.jpg)
Photo by madd0g11. Hachiko Statue at Shibuya Station.
겨울에 태어난 아름다운 당신은
눈처럼 깨끗한 나만의 당신
눈처럼 깨끗한 나만의 당신
겨울에 태어난 사랑스런 당신은
눈처럼 맑은 나만의 당신
눈처럼 맑은 나만의 당신
Gyeoure taeeonan areumdaun dangshineun
Nun cheoreom kkaekkeuthan namaneui dangshin
Gyeoure taeeonan sarangseureon dangshineun
Nun cheoreom malgeun namaneui dangshin
Born in the winter
this beautiful you
clean like snow
you who belong to me
this beautiful you
clean like snow
you who belong to me
born in the winter
my lover
clear as snow
you who belongs to me
my lover
clear as snow
you who belongs to me
Diiringi biola yang ia mainkan sendiri seorang gadis kecil bermantel tebal bernyanyi di samping patung Hachiko di depan Stasiun Shibuya. Suaranya memikat semua orang yang melewatinya. Beberapa di antara orang-orang itu ada yang menghargai lagunya dengan beberapa koin sen yang dilemparkan ke kotak biola di hadapan si gadis kecil.
Seorang anak laki-laki yang tampak sepantarannya mendekati gadis kecil itu. Ia mengenakan pakaian yang lebih bersih dan lebih rapi dibandingkan si gadis kecil. Ditatapnya anjing akita inu berwarna coklat yang duduk dengan tenang di sebelah kiri si gadis. Kemudian dia mengalihkan pandangannya ke arah si gadis yang telah selesai bernyanyi. “Bernyanyilah untukku saja,” ujarnya tiba-tiba.
“Apa?” Gadis kecil itu mengangkat alisnya. Wajah polosnya tampak merah muda akibat dinginnya musim pada malam itu.
“Aku akan memberimu uang lebih banyak daripada yang lainnya. Tapi, setiap hari ini kau harus berada di sini dan menyanyikan lagu hanya untukku saja. Kau mengerti?”
“Bernyanyi untukmu saja?”
“Ya. Bernyanyilah untukku setiap hari ini. Setiap hari ulang tahunku.”
Hari ulang tahun? Tentu beruntung sekali orang yang bisa mengetahui hari ulang tahunnya. Tidak seperti dirinya, seorang yatim piatu yang tak pernah tahu hari ulang tahunnya yang sesungguhnya. Gadis itu berkata dalam benaknya. Kemudian ia tersenyum dan mengangguk penuh semangat. “Baik. Aku berjanji.”
***
하지만 봄, 여름과 가을, 겨울
언제나 맑고 깨끗해
언제나 맑고 깨끗해
Hajiman bom, yeoreumgwa gaeul, gyeoul
Eonjena malgo kkaekkeuthae
Eonjena malgo kkaekkeuthae
Regardless whether it's spring, summer, autumn, or winter
Always clear and clean
Always clear and clean
Desember 2007.
Warna langit hitam pekat, begitu kontras dengan warna putih yang menyelimuti sepanjang tepian jalan di Tokyo hari ini. Pohon-pohon tanpa daun pun ikut memamerkan diri di pinggir jalanan, seperti sekelompok model yang bergaya siap difoto.
Ai kembali menyusuri tempat itu. Setiap hari ia melewatinya, sebab itulah ia hafal sekali jalan di sekitar tempat itu.
Di tangan kanannya Ai membawa kotak biolanya sementara tangan kirinya menggenggam tali yang tersambung pada kalung di leher anjing akita inu berwarna coklat yang selalu menuntun jalannya hingga detik ini.
Saat itu tanpa sepengetahuan Ai, anjingnya menangkap sesuatu yang membuat si anjing menghentikan langkah sesaat sebelum kemudian ia berlari kencang secara tiba-tiba. Hal tersebut mengagetkan Ai, membuat tangan Ai ditarik mengikuti langkah si anjing hingga ia tersandung dan terjatuh, dan akhirnya tali kekang anjingnya terlepas dari tangannya. Dan si anjing berlari meninggalkannya terjatuh sendirian.
“Yuki! Yuki!!” Ai memanggil-manggil anjingnya dengan panik. Tangannya meraba jalan di sekitarnya mencari-cari si anjing. “Yuki! Yuki!”
Sebuah tangan meraih tangan Ai, diserahkannya tali kekang si anjing ke dalam tangan Ai. “Kau masih saja memanggilnya Yuki. Sudah kubilang warnanya tidak seputih salju.”
Alis Ai terangkat, dan senyumnya mengembang kemudian. “Koji?” ujarnya riang. Ia tahu siapa yang menyapanya, ia sangat kenal suara itu.
Pemuda itu membantunya berdiri. “Dan kau masih saja memanggilku dengan nama yang kau buat semaumu.”
“Itu karena kau tidak pernah mau mengatakan nama aslimu. Kau juga tidak pernah mau membiarkan aku menyentuh wajahmu supaya aku tahu seperti apa rupamu.”
Pemuda itu tersenyum. “Untuk apa?”
“Kita sudah kenal selama tujuh tahun, dan kau tanya untuk apa?”
Masih tersenyum pemuda itu berkata: “Baiklah.” Ia menepuk lembut kepala Ai. “Pada malam ulang tahunku nanti, kau akan mengetahui namaku dan kau boleh mengetahui seperti apa rupaku. Jadi, tunggulah lagi sampai aku datang.”
Senyum Ai tersungging di wajah polosnya yang mungil. Ia mengangguk riang.
Pemuda itu selalu bisa tersenyum setiap ia melihat wajah Ai. Wajahmu benar-benar seperti anjing kecil, lugu dan manis. Apa kau tahu siapa saja yang telah kau buat jatuh hati?
***
생일 축하합니다. 생일 축하합니다
생일 축하합니다. 당신의 생일을
생일 축하합니다. 당신의 생일을
Saengil chukhahamnida, saengil chukhahamnida, Hoo…
Saengil chukhahamnida. Dangsinui saengireul
Saengil chukhahamnida. Dangsinui saengireul
Happy Birthday To You, Happy Birthday To You , Hoo…
Happy Birthday To You, Your Birthday
Happy Birthday To You, Your Birthday
Desember 2011.
Ai berdiri di tempat yang sama. Di dalam atmosfer malam yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Menyanyikan lagu yang sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di waktu yang sama pula. Lagu itu adalah lagu yang selalu dinyanyikannya untuk Koji.
Ai menepuk Yuki, anjingnya yang selalu setia menemani di sampingnya. “Yuki, apa hari ini dia tidak datang lagi?”
Seolah mengerti ucapan Ai, anjingnya menyalak sekali seperti memberi sebuah jawaban ‘ya’ untuknya.
Ai menghembuskan napas. “Ini sudah empat tahun sejak hari itu.” Air wajah Ai melukiskan kekecewaan dan rasa penasaran. “Kenapa dia tidak datang lagi?”
Seandainya Ai tahu apa yang telah terjadi pada pria yang selalu ia tunggu itu tentu ia tak akan menunggu terus di samping patung Hachiko itu setiap malam ulang tahun pria itu.
Seandainya ia dapat melihat tentu ia akan mengetahui apa yang telah terjadi pada malam empat tahun lalu.
***
Empat tahun lalu, di malam ulang tahunnya, pemuda itu seperti biasa selalu akan datang menemui gadis itu.
Malam itu si pemuda membawa satu buket bunga mawar merah di tangannya. Senyumnya mengembang ketika dilihatnya si gadis yang sedang menunggunya di seberang jalan itu.
“Hari ini aku akan mengatakan yang sebenarnya,” ia berkata. “Bahwa sejak pertama kali melihatmu aku sudah jatuh cinta padamu, Ai.” Matanya tak lepas dari wajah gadis di seberang jalan itu, di tempat yang sama setiap tahunnya ia selalu menunggu dan bernyanyi hanya untuk dirinya.
Dilangkahkannya kakinya kemudian menuju ke arah gadis itu.
Ia mempercepat langkahnya menyeberangi jalan. Terburu-buru langkahnya menyebabkan ia terpeleset di jalan yang licin akibat salju. Ia terjatuh. Namun segera ia bangkit kembali, dan ketika itu sebuah mobil melaju kencang ke arahnya, menghantam tubuhnya hingga ia terbanting menabrak jalan.
Ia tergeletak tak mampu menggerakkan badannya sedikit pun. Cairan merah yang kental mengalir keluar dari kepalanya membasahi jalan. Napasnya melemah ketika ditatapnya wajah gadis di seberang jalan itu. Pemandangan wajah itu semakin kabur dari detik ke detik, hingga akhirnya wajah itu hilang dari pandangannya tertutup gelap.
***
Happy Birthday To You
Happy Birthday To You
Happy Birthday To You
Happy Birthday To You
Happy Birthday To You
Happy Birthday To You
Jika saja gadis itu tahu apa yang telah terjadi dengan pria yang selalu ditunggunya setiap malam ulang tahun pria itu, tentu ia tak akan menunggu lagi di tempat itu.
Pria itu telah menghembuskan napas terakhirnya di malam itu, di malam ulang tahunnya, bertahun lalu.

No comments:
Post a Comment