Friday, March 27, 2015

The Steampunk Mermaid: Chapter 5. A Beautiful Lightning



CORAL DUDUK di kursi rodanya sembari menatap ke luar jendela. Air hujan menerpa jendela kaca yang tertutup rapat itu dan sesekali warna langit gelap di luar sana tampak terkoyak oleh garis-garis perak yang indah. Coral sangat menyukai pemandangan langit di saat hujan, terutama ketika petir tampak merayap-rayap di langit, ia bisa terkagum-kagum selama berjam-jam untuk memandanginya.

The Steampunk Mermaid: Chapter 4. The Old Case



API DARI perapian menciptakan warna jingga di ruang tengah rumah berdinding kayu yang begitu rapi dan elegan itu, membuat suasana tenang di sana semakin terasa damai dan hangat. Permadani ungu tua terhampar di lantai, sebuah kursi sofa putih memanjang ditemani sebuah meja yang dipelitur mengkilat coklat gelap berada di tengah ruangan, dan sebuah rak buku besar yang dijejeri beragam buku ilmu pengetahuan berada di salah satu sudut ruangan.

The Steampunk Mermaid: Chapter 3. The Stranger



SEKUMPULAN AIR turun dari langit. Rintiknya kecil-kecil dan jarang. Jatuh ke atas permukaan tanah, melembabkannya, dan berebutan menabrak dedaunan hingga semua pohon yang ada di sana basah.

The Steampunk Mermaid: Chapter 2. A Enterprise



“UANG TIDAK bisa membeli kebahagiaan. Salah!”
         
Itulah selogan yang menjadi salah satu andalan A Enterprise. Perusahaan besar yang berdiri menjulang di sebuah pulau pribadi yang terletak di Samudera Atlantik.

The Steampunk Mermaid : Chapter 1. Coral Island



SUARA GEMURUH lautan mengirimkan bayangan-bayangan yang menakutkan ke dalam kepalanya.

Hanya sekedar mimpi ataukah sebaris ingatan dari masa lalu? Entahlah. Tapi setiap kali ia memejamkan matanya, Sands selalu melihat sesuatu yang sama. Laut dalam yang menyesakkan dan siluet gelap wajah seorang perempuan yang tak dikenalnya.

The Steampunk Mermaid: Prolog




DORRR!!!
DORRR!!!
DORRR!!!

Menggema hingga ke langit yang merah jingga.